1. Formasi Semi-Defense 4-2-2-1
Mengapa Formasi ini dijuliki Formasi
Semi-Defense?
Jawabannya karena formasi ini mengandalkan sedikit
pertahanan. Dengan 4 bek, 2 gelandang bertahan, 3 offensive midfield,
dan 1 forward, Formasi ini tidak bisa dibilang Formasi bertahan dan juga
tidak menyerang. Tetapi, Formasi ini lebih condong ke bertahan, maka
disebut Formasi Semi-Defense. Pelatih yang memakai ini dan terbukti
sukses adalah Josse Mourinho, Bert van Marwijk, dan Joachim Löw. Formasi
ini mengandalakan 2 gelandang bertahan yang dapat membantu bek dan 3
offensife midfield.
2. Formasi Defense 5-4-1
Formasi ini mengandalakan defense yang
kuat dan bersiap untuk melakukan serangan balik. Dengan 2 wing bek yang
dapat maju kedepan saat serangan balik dan 2 side midfield yang bertugas
memberi umpan kepada target man, formasi ini akan menjadi formasi
serangan balik yang menakutkan. Biasanya, seorang target man yang
dipilih harus bertipikal pekerja keras, lincah, dan memiliki kecepatan
yang tinggi untuk mengejar umpan dan berduel dengan bek – bek lawan.
Selain itu sang terget man harus bergerak cepat untuk memaksimalkan
setiap peluang menjadi gol. Setiap pemain juga disarankan untuk
melakukan tendangan spekulasi yang sulit ditahan oleh kiper. Tetapi
jangan terlalu sering melakukan tendangan spekulasi, mengingat juga
tidak harus bergantung pada keberuntungan tendangan spekulasi. Biasanya
yang menerapkan formasi ini sering tidak disukai karena dapat membuat
orang yang menonton bosan karena terus tertekan dan hanya mengandalkan
serangan balik dan hanya menerapkan prinsip yang penting menang bukan
bermain indah. Formasi ini sering dipakai oleh team yang kalah secara
kualitas oleh team yang dilawannya. Seperti saat Yunani vs Argentina
saat babak penyisihan group World Cup 2010, dengan Yunani yang
menerapkan strategi ini.
3. Formasi Classic 4-4-2
Formasi ini sangat populer dulu saat
tahun 90-an, tetapi sekarang sudah berkurang dengan ketidak
efektifannya. Salah satu pelatih yang gagal menggunakan formasi ini
adalah Fabio Capello yang menerapkan strategi ini pada team Inggris saat
World Cup 2010, dan hasilnya Inggris terseok – seok di penyisihan group
dan kalah terlak 4-1 oleh Jerman pada babak 16 besar yang menerapkan
Formasi 4-2-3-1. Kelemahan strategi ini karena ketidak efektifannya 2
striker yang sering berebut bola, dan mungkin sudah banyak team yang
dapat membaca alur permainan team yang menggunakan formasi ini.
4. Formasi Default Winning Eleven 4-2-2
Mengapa saya memberi nama formasi ini
Formasi Default Winning Eleven 4-2-2? Jawabannya karena saya bingung mau
dinamakan apa lagi. Berhubung ini adalah formasi default yang dipakai
setiap team di Winning Eleven, saya namakan begitu. Formasi ini bisa
dibilang lebih efektif dari 4-4-2 classic yang diatas, karena jelas
terdapat 1 target man dan 1 penyerang lubang yang mengcoh bek lawan dan
memberi umpan kepada sang target man. Untuk masalah pemain tengah dan
bek, dalam formasi ini sudah tetap pengaturannya. Dengan Side Midfield
yang dapat mengumpan langsung ke target man serta centre midfield
berguna untuk memotong dan menjaga daerah tengah bidang permainan. Untuk
bek, dipilih yang defense total untuk fokus menjaga pertahanan, tetapi
juga bisa sekali – sekali maju pada saat corner kick untuk men heading
bola.
5. Formasi 4-3-3
Formasi ini menurut saya adalah formasi menyerang paling
sempurna.Terdiri dari 2 centre bek yang hanya fokus pada pertahanan, 2
full back, 3 centre midfield (1untuk di tengah, 2 untuk menyerang), 2
winger, 1 striker. Full back bisa diganti dengan Wing bek yang dapat
membantucentre midfield atau bisa berubah peran menjadi Side Midfield
dan Winger. Winger berfungsi untuk memberi umpan atau menerobos kotar
penalti untuk memberi umpan kepada sang striker.
No comments:
Post a Comment
Khusus untuk membalas komentar disarankan menggunakan tombol balas di samping komentar terkait dibandingkan menggunakan formulir komentar di bawah agar komunikasi lebih terstruktur. Karena mungkin,
apa yang Anda tanyakan/katakan saat ini akan sangat bermanfaat bagi pembaca lain.Terimakasih !